Kamis, 18 Oktober 2012

metode pembelajaran


Guru dan Metode Pembelajaran
A.      Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting. Ditangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervarisi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan ; peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik yang pada akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
B.       Penggunaan Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode  digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini ada beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran :
1.         Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa.
Langkah-langkah menggunakan metode ceramah:
1)        Tahap persiapan
·           Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
·           Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
·           Mempersiapkan alat bantu.
2)        Tahap pelaksanaan
a.         Langkah pembukaan
·           Guru mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
·           Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
b.        Langkah penyajian
·           Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa.
·           Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.
·           Sajikan materi pembelajaran secara sistematis.
·           Tanggapilah respons siswa dengan segera.
·           Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
c.         Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
·           Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
·           Merangsang siswa untuk dapat menanggapi tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
·           Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
Kelebihan metode ceramah: (1) murah dan mudah untuk dilakukan, (2) dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, (3) dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjlkan, (4) guru dapat mengontrol keadaan kelas, (5) organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Kelemahan metode ceramah : (1) materi yang dikuasai siswa hanya terbatas pada apa yang dikuasai guru, (2) dapat mengakibatkan verbalisme, (3)  metode yang sangat membosankan, (4) sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
2.         Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Langkah-langkah metode demonstrasi:
1)        Tahap persiapan
·           Rumuskan tujuan yang harus di capai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
·           Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
·           Lakukan uji coba demonstrasi
2)        Tahap palaksanaan
a.         Langkah pembukaan
·           Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.
·           Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
·           Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa.
b.        Langkah pelaksanaan demonstrasi
·           Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir.
·           Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan cara menghindari susasana yang menegangkan.
·           Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi.
·           Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c.         Langkah mengakhiri demonstrasi
Proses pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Setelah itu, guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaiakan selanjutnya.
Kelebihan metode demonstrasi : (1) verbalisme akan dapat dihindari, (2) proses pembelajaran akan lebih menarik
Kelemahan metode demonstrasi : (1) memerlukan persiapan yang lebih matang, (2) memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai.
3.         Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa. karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Secara umum ada dua jenis diskusi, yaitu diskusi kelompok besar dan diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.
Sedangkan pada diskusi kelompok kecil, siswa dibagi dalam beberapa kelompok . setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
Langkah-langkah melaksanakan diskusi :
1)        Langkah persiapan
·           Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
·           Menentukan jenis diskusi.
·           Menetapkan masalah yang akan dibahas.
·           Mempersipkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan diskusi.
2)        Pelaksanaan diskusi
·           Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
·           Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.
·           Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
·           Memberikan kesempatan yang sama untuk mengeluarkan gagasan dan ide.
·           Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
3)        Menutup diskusi
·           Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan dari hasil diskusi.
·           Mengadakan umpan balik.
Kelebihan metode diskusi : (1) dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, (2) dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan, (3) dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau ide.
Kelemahan metode diskusi : (1) sering dikuasai oleh beberapa siswa yang memiliki keterampilan berbicara, (2) kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur, (3) memerlukan waktu yang cukup panjang, (4) sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
4.         Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Jenis-jenis simulasi :
1.        Sosiodrama
Adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan maslah-maslah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dll.
2.        Psikodrama
Adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis.
3.        Role playing
Adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahakan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
Langkah-langkah simulasi :
1)        Persiapan simulasi
·           Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai.
·           Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
·           Guru menetapkan pemain, peranan yang akan dimainkan, serta waktu yang disediakan.
·           Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2)        Pelaksanaan simulasi
·           Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
·           Siswa yang lain mengikuti dengan penuh perhatian.
·           Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
·           Simulasi diberhentikan pada saat puncak dengan maksud untuk mendorong siswa berfikir dalam menyelesaikan masalah.
3)        Penutup
·           Melakukan diskusi tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.
·           Merumuskan kesimpulan.
Kelebihan metode simulasi : (1) dapat mengembangkan kreativitas siswa, (2) dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa, (3) memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan (4) dapat meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran.
Kelemahan metode simulasi : (1) pengalaman yang diperoleh tidak selalu tepat, (2) simulasi dijadikan sebagai alat hiburan sehingga tujuan pebelajaran menjadi terabaikan (3) siswa kurang percaya diri.
5.         Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah sebagai format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.
Langkah-langkah pengajaran dengan metode tanya jawab adalah :
1.        Guru mengawali menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
2.        Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan itu.
3.        Bila jawaban yang diberikan oleh siswa kurang tepat atau salah, guru memberikan pertanyaan baru yang sifatnya menggiring pikiran siswa agar ia sadar bahwa jawaban yang diberikannya kurang tepat. Bila tetap tidak bisa menjawab dengan benar maka pertanyaan tersebut dilemparkan kepada siswa yang lain.
4.        Bila siswa masih kesulitan mencari jawaban, maka guru membantu mencari jawaban dengan menunjukkan alat peraga yang relevan.
5.        Bantuan kepada proses berpikir dapat pula berupa contoh-contoh kongkrit yang terdapat di masyarakat atau lingkungan.
6.        Bila dengan bantuan tersebut siswa belum juga menjawab dengan tepat, guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab antar siswa.
7.        Tanya jawab tersebut seringkali dilanjutkan dengan tanya jawab segi tiga, yaitu guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
8.        Bila segala model tanya jawab tersebut menemui jalan buntu, dalam arti tidak ada satupun siswa yang menjawab pertanyaan dengan tepat, maka gurulah yang turun tangan menjawab pertanyaan itu yang biasanya dilengkapi dengan penjelasan yang cukup mendalam agar siswa benar-benar memahaminya.
Kelebihan metode tanya jawab : 1)Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja. 2)Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa.3)Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
    Kelemahan metode tanya jawab : 1)Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru. 2)Mernbutuhkan waktu lebih banyak.
6.         Metode Penugasan
Yaitu memberi kesempatan pada peserta didik untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang dipersiapkan guru. Tujuannya dapat memperoleh pengalaman langsung dan nyata, dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan pembiasaan bekerja mandiri dan bersikap jujur.
Adapun langkah- langkah yang harus di ikuti dalam penggunaan metode yaitu :
a.         Fase pemberian tugas
Tugas yang di berikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
1)      Tujuan yang akan di capai
2)      Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang di tugaskan
tersebut
3)      Sesuai dengan kemampuan siswa
4)      Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
5)      Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b.        Langkah pelaksanaan tugas
1)      Di berikan bimbingan/pengawasan oleh guru
2)      Di berikan dorongan sehingga anak mau bekerja
3)      Di usahakan/di kerjakan oleh siswasendiri, tidak menyuruh orang lain
4)      Di anjurkan agar siswa mencatat hasil- hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c.       Fase mempertanggung jawabkan tugas
Hal yang harus di kerjakan pada fase ini :
1)      Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
2)      Ada Tanya jawab/diskusi kelas
3)      Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang di sebut “ resitasi.
7.         Metode karyawisata
Dengan metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah. Berbeda dengan darmawisata, di sini para siswa sekedar pergi ke suatu tempat untuk rekreasi. Metode karyawisata berguna bagi siswa untuk membantu mereka memahami kehidupan rill dalam lingkungan beserta segala masalahnya . Misalnya, siswa diajak ke museum, kantor, percetakan, bank, pengadilan, atau ke suatu tempat yang mengandung nilai sejarah atau kebudayaan tertentu.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a.       Persiapan:
Merencanakan tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b.      Perencanaan :
1)        Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
2)        Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
3)        Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
4)        Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
5)        Mengurus perizinan.
6)        Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
c.       Pelaksanaan:
1)        Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.
2)        Pembuatan laporan
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.
Kelebihan metode karyawisata : 1)memiliki prinsip pembelajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pembelajaran, 2)membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, 3)dapat lebih merangsang kreativitas peserta didik, 4)mendorong peserta didik belajar secara konferhensif dan integral, 5)merangsang peserta didik dapat menjawab semua tugas guru dengan data /peristiwa secara langsung.
Kekurangan metode karyawisata :1)memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang. 2)biasanya cenderung mengutamakan unsure rekreasi dan menomorduakan karyanya, 3)sulit pengaturan peserta didik yang besar jumlahnya besar, 4)membutuhkan biaya yang cukup besar, 5)membingungkan peserta didik apabila objek kurang dapat diamati dengan jelas.
8.         Metode drill (latihan)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului dengan pengertian dasar.
Langkah-Langkah penerapan Drill :
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian:
1)        Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.
2)        Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan trujuan latxhan sebeHm mexeka melakukan. Latihan itu juga rtyampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.
3)        Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat mernilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa response/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki response-response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau ketrampilannya.
4)        Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.
5)        Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga meni~nbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan ketrampilan yang baik.
6)        Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan prosesproses yang esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang diperlukan.
7)        Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa;
Sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan.
Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.
Kelebihan metode drill : 1)Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. 2)Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan metode drill : 1)Siswa cenderung belajar secara mekanis. 2)Dapat rnenyebabkan kebosanan. 3)Mematikan kreasi siswa. 4)Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tahu arti).
9.         Metode Pemecahan Masalah (problem solving)
Langkah-langkah metode pemecahan masalah :
1)        Memahami masalah; Masalah yang dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak, usahanya akan sia-sia.
2)        Mengumpulkan data; Kalau masalah sudah jelas, dapat dikumpulkan data/informasi/keterangan-keterangan yang diperlukan.
3)        Merumuskan hipotesis (jawaban sementara, yang mungkin memberi penyelesaian); dan keterangan keterangan yang diperoleh, mungkin timbul suatu kemungkinan yang memberi harapan yang akan membawa pada pemecahan masalah.
4)        Menilai hipotesis; Dengan jalan berpikir dapat diperkirakan akibat-akibat suatu hipotesis. Kalau ternyata bahwa hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi dengan langkah kedua.
5)        Mengadakan eksperimen/menguji hipotesis; Bila suatu hipotesis memberi harapan baik, maka diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini dipecahkan. Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi dari langkah-langkah kedua atau ketiga.
6)        Menyimpulkan; Laporan tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan kesimpulan. Di sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah (scientific method) berguna bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain dapat digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi, juga dapat digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan metode pemecahan masalah : 1)Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. 2)Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan metode pemecahan masalah : 1)Siswa cenderung belajar secara mekanis. 2)Dapat rnenyebabkan kebosanan. 3)Mematikan kreasi siswa. 4)Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tak tak tahu arti).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar